RS UKRIDA
Overview
Rumah Sakit UKRIDA belum lama hadir di tengah-tengah masyarakat, namun ada perjalanan yang terbilang panjang di balik pembangunannya. Hal ini dimulai pada tahun 1967, ketika Fakultas Kedokteran UKRIDA (FK UKRIDA) resmi dibuka. Saat itu sudah disadari adanya kebutuhan akan sebuah rumah sakit pendidikan.
Pada kenyataannya, perwujudan cita-cita tersebut kurang mendapat dukungan yang dibutuhkan dari pihak-pihak terkait. Sementara universitas sendiri berada dalam situasi yang tidak menentu, sampai akhirnya hampir ditutup. Dengan kondisi seperti itu, semakin sulit pula untuk mendirikan rumah sakit seperti yang diharapkan, apalagi jumlah mahasiswa kedokteran saat itu masih sangat sedikit.
Beberapa dekade kemudian, tepatnya di tahun 2007, tekad itu muncul kembali dan kian menguat. Ini terjadi seiring dengan adanya tuntutan undang-undang bahwa sebuah fakultas kedokteran harus memiliki rumah sakit.
Dengan modal yang sudah ada, pengurus dan rektorat mulai merencanakan, mengundang arsitek untuk membuat cetak biru rumah sakit, mengundang konsultan untuk membuat perencanaan bisnis, serta mengajukan permohonan izin untuk membangun RS UKRIDA pada tahun 2008, di samping memperbaiki dan menambah fasilitas-fasilitas pembelajaran yang lain seperti gedung perkuliahan untuk fakultas kedokteran dan memperbaharui laboratorium teknik.
Meski begitu, rumah sakit tidak dapat langsung dibangun. Proses perizinan yang sulit dan menguras biaya, masih menjadi kendala saat itu. Maka di tahun 2010, muncullah rencana untuk mengakuisisi sebuah rumah sakit. Dari sejumlah rumah sakit yang potensial, yang tersebar di beberapa daerah seperti Bekasi dan Cikarang, akhirnya pilihan jatuh kepada Rumah Sakit Family Medical Center (RS FMC), di kawasan Ciluar, Bogor, Jawa Barat.
(Alm) Pendeta Em. Dr. Aristarchus Sukarto, B.A, M.Th, yang saat itu menjabat sebagai rektor UKRIDA, turun langsung ke RS FMC untuk melakukan observasi. Dua hal yang kemudian menarik perhatian beliau adalah suasana rumah sakit dan lokasinya yang strategis. Selanjutnya, beliau bersama Mardi Santoso, Dr, dr, DTM&H, SpPD, Â KEMD, FINASIM, FACE selaku dekan pada waktu itu dan Drs. Max D. Setijadi, MBA selaku direktur pelaksana yayasan, melakukan pengambilalihan dan memulai manajemen dari awal. Maka sejak 2012, RS FMC resmi menjadi bagian dari keluarga besar UKRIDA. Namun kedua belah pihak baru menjalankan kegiatan operasionalnya secara bersama di 2014. Dengan demikian, dokter-dokter spesialis dari UKRIDA pun mulai ditempatkan di sana.
Di saat yang bersamaan, proses mendirikan RS UKRIDA sendiri tetap berjalan. Enam tahun setelah memulai proses perizinan, tepatnya pada 2014, izin berhasil didapatkan. Lalu di Januari 2015, pembangunan pun dimulai dengan peletakan fondasi, yang dilanjutkan dengan proses lainnya, hingga ke tahap finishing.
Kemudian pada 2018, RS UKRIDA berproses untuk mendapatkan izin beroperasi. Setelah izin didapatkan, RS UKRIDA resmi dibuka pada 12 Desember 2020 dan mulai menerima pasien pertama kali pada tanggal 18 Desember 2020.
RS UKRIDA hadir di kala dunia, termasuk Indonesia, sedang menghadapi pandemi CoronaVirus Disease (COVID-19). Oleh karena itu, rumah sakit ini turut melayani pasien yang terinfeksi penyakit tersebut, dan bahkan ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien positif COVID-19 pada Januari 2021, bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika IHC.
Seiring dengan menurunnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia, RS UKRIDA pun mempersiapkan diri untuk membuka layanan umum poli spesialis pada akhir 2021.